Ketegangan Israel-Iran dan Protes di AS Guncang Pasar Global, Harga Minyak Naik Tajam

JAMBISNIS.COM - Ketegangan geopolitik antara Israel dan Iran kembali meningkat tajam, memicu kecemasan global di kalangan investor. Pasar keuangan dunia kini berada dalam kondisi siaga tinggi menjelang pembukaan perdagangan pada Minggu malam, menyusul serangan udara yang dilancarkan Israel dan pembalasan dari Iran.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan bahwa serangan akan terus dilakukan, menyusul dihentikannya perundingan nuklir oleh Iran. Situasi makin memanas dengan keterlibatan kelompok Houthi di Yaman yang merupakan sekutu Iran, menambah potensi konflik regional yang lebih luas.

Akibat eskalasi ini, harga minyak mentah melonjak hingga 7% pada Jumat. Kenaikan tersebut menjadi sinyal bahwa pasar mulai mengantisipasi risiko gangguan pasokan, terutama jika Selat Hormuz ditutup, jalur penting bagi 20% perdagangan minyak dunia.

Lonjakan harga minyak turut mendongkrak permintaan terhadap aset safe haven seperti emas dan dolar AS. Di sisi lain, volatilitas pasar meningkat signifikan. Indeks Volatilitas Cboe (VIX), yang dijuluki “indeks ketakutan” Wall Street, naik ke level 20,82 tertinggi dalam tiga minggu terakhir.

Investor juga mencermati dampak terhadap inflasi global, di tengah upaya bank sentral dunia mengelola tekanan akibat tarif perdagangan yang diperketat oleh Presiden Donald Trump. Dalam negeri, kondisi Amerika Serikat diperburuk oleh gelombang protes terhadap kebijakan Trump dan insiden pembunuhan seorang anggota parlemen di Minnesota.

"Pasar sangat reaktif terhadap kabar geopolitik, volatilitas naik tajam, dan safe haven kembali diminati," ujar Kathryn Rooney Vera, Kepala Strategi Pasar di StoneX Group.

Sementara itu, kontrak berjangka indeks saham AS diperkirakan akan menunjukkan reaksi signifikan saat perdagangan dimulai pukul 18.00 waktu setempat. Analis memperkirakan, pekan ini akan penuh ketidakpastian bagi investor global, dengan fokus utama pada Timur Tengah dan gejolak domestik AS.