Harga Batu Bara Bangkit Usai Tertekan 3 Hari, Permintaan Musim Panas China Jadi Pendorong

Harga batu bara akhirnya menunjukkan pemulihan setelah mengalami tekanan selama tiga hari berturut-turut. Berdasarkan data Refinitiv, harga batu bara pada perdagangan Selasa (8/7/2025) ditutup menguat 1,69% di level US$111,6 per ton.
Harga batu bara akhirnya menunjukkan pemulihan setelah mengalami tekanan selama tiga hari berturut-turut. Berdasarkan data Refinitiv, harga batu bara pada perdagangan Selasa (8/7/2025) ditutup menguat 1,69% di level US$111,6 per ton.
Reporter

-

Editor

Syaiful Amri

JAMBISNIS.COM - Harga batu bara akhirnya menunjukkan pemulihan setelah mengalami tekanan selama tiga hari berturut-turut. Berdasarkan data Refinitiv, harga batu bara pada perdagangan Selasa (8/7/2025) ditutup menguat 1,69% di level US$111,6 per ton.

Kenaikan ini memutus tren penurunan sebelumnya yang mencapai akumulasi koreksi sebesar 3,72% dalam tiga hari terakhir. Katalis utama rebound harga batu bara adalah meningkatnya permintaan dari China, terutama akibat cuaca panas ekstrem yang mendorong konsumsi listrik dan penggunaan batu bara oleh pembangkit listrik.

Permintaan batu bara termal di China menunjukkan kenaikan moderat, sementara pasokan di pelabuhan-pelabuhan utama seperti kawasan Bohai tercatat mengalami penurunan. Kondisi ini mencerminkan efek dari harga yang sempat turun tajam beberapa waktu lalu, yang membuat pasokan berkurang.

Meski demikian, penguatan harga batu bara diprediksi masih terbatas. Analis memperkirakan harga akan bergerak naik tipis pada paruh kedua 2025, namun belum akan terjadi lonjakan besar karena beberapa faktor penghambat.

Faktor-faktor tersebut antara lain masih tingginya pasokan domestik China, keberadaan kontrak jangka panjang yang mengikat harga, serta harga batu bara impor yang masih relatif lebih kompetitif dibandingkan dengan harga spot.

Selain itu, meskipun gelombang panas ekstrem dapat mendorong lonjakan konsumsi listrik dalam jangka pendek, situasi ini dipandang hanya bersifat sementara dan tidak cukup kuat untuk mendorong tren kenaikan harga jangka panjang.

Dengan proyeksi harga yang cenderung stabil dan kenaikan terbatas, pelaku pasar dan industri diimbau untuk tetap memperhatikan dinamika pasokan dan permintaan, terutama di pasar China sebagai konsumen batu bara terbesar dunia.

105